Tembalangan

Menelusuri Sensasi Mistis di Jalan Sigar Bencah, Tembalang

Share this:

Tembalang boleh jadi tempat paling hingar bingar di Semarang. Tapi, Tembalang juga menyimpan kisah misterinya tersendiri. Konon, ada beberapa tempat yang katanya penuh dengan arwah gentayangan di sekitaran Tembalang.

Kanca Tembalang boleh nggak percaya. Tapi, Oktober tahun lalu, salah seorang kawan mengaku pernah melihat sosok perempuan di pinggir Jl. Imam Suprapto, tepatnya di Sigar Bencah. Wakut itu ia sedang memacu motornya melewati jalan itu di tengah dinginnya malam. Karena penasaran, ia mencoba melongok ke belakang. Ia tak percaya dengan penglihatannya. Perempuan tersebut tidak menapakan kakinya ke tanah.

Kisah semacam itu kerap diceritakan beberapa kawan ketika mereka melintasi Sigar Bencah. Mulai dari melihat sosok perempuan, entah mencium bau melati, atau mendengar suara tangisan. Aku yang penasaran kemudian mencoba menelusuri kisah mistis Sigar Bencah yang melegenda itu.

Sigar Bencah dan Kisah Tak Terungkap

Kemistisan Sigar Bencah telah menembus sampai jagat Twitter. Salah satu warganet melalui cuitannya di Twitter pada 15 Juni 2020 lalu mencoba menyampaikannya kepada khalayak luas. Akun bernama @MuhammadAnggitH menceritakan beberapa kecelakaan yang pernah terjadi di Sigar Bencah beserta kisah mistis yang mengiringinya. Dari beberapa cuitan yang ia lontarkan, aku paling tertarik ketika ia menceritakan kisah teman kakaknya, Nadia.

Kejadian ini terjadi pada tahun 2010. Nadia, yang pada saat itu masih duduk di bangku SMA, main ke rumah temannya yang bernama Made di daerah Banyumanik. Tak terasa Nadia berada di sana sampai pukul 23.00 WIB. Karena sudah larut, ia memutuskan untuk pulang ke rumahnya yang berada di daerah Kedungmundu. Malas memutar jauh, ia memilih melewati jalur Sigar Bencah.

Pada saat itu, Sigar Bencah masih sangatlah sepi dan minim penerangan. Ketika Nadia mulai menuruni Sigar Bencah, ia menyadari kalau hanya dirinya yang melewati jalan itu. Tidak ada kendaraan lain dari belakang maupun dari arah berlawanan. Karena merasa takut, maka Nadia mulai melajukan motornya dengan kecepatan tinggi.

Nadia saat itu menggunakan jaket dan jilbab. Lazimnya, jilbab serta jaket Nadia beterbangan karena kencangnya hembusan angin. Namun dirinya merasa seperti ada yang meanhannya dari belakang.

Keheningan mendadak hilang ketika Nadia tiba-tiba mendengar suara klakson motor dari arah belakang. Sambil menyalip Nadia, motor tersebut masih terus membunyikan klakson. Aneh, setelah melewati tikungan, Nadia tidak melihat keberadaan motor yang baru saja menyalipnya. Karena merasa ada yang tidak beres, Nadia melihat ke arah belakang melalui kaca spion. Dan ternyata, ada seseorang berbaju putih sedang berada di jok belakang Nadia.

Kisah Nadia tersebut hanya salah satu dari sekian banyak kemistisan jalan ini. Bila Kanca Tembalang punya sedikit keberanian, kalian bisa cek selengkapnya di sini.

Penelusuran Berbekal Rasa Penasaran

Medan yang curam, tiadanya besi pengaman, dan jalan yang tidak rata menjadi beberapa faktor penyebab seringnya terjadi insiden laka lantas di Sigar Bencah

Mengetahui kisah-kisah seperti itu, aku semakin penasaran. Maka dari itu, aku lantas mencoba untuk membuktikannya sendiri. Selain rasa penasaran, aku juga ingin menjawab rasa heran. Memangnya, di tengah keramamaian Kota Semarang saat ini, masih adakah hantu?

Berbekal jaket tebal, aku berangkat dari kos menuju Sigar Bencah ditemani salah satu kawan sekitar pukul satu dini hari. Sebelumnya aku tak henti-hentinya diingatkan agar pikiran jangan kosong. Sebab pikiran kosong jadi gerbang menuju kesurupan, katanya. Aku mencoba memikirkan sesuatu, apapun itu. Tapi malah tak karuan jadinya.

Berangkat dari arah Banjarsari, tepat sebelum menuruni Sigar bencah, aku disuguhkan plang putih bertuliskan “Baca Sholawat” alih-alih “Turunan Tajam, Pindah Ke Gigi Rendah”. Agak janggal memang, tapi setidaknya aku diingatkan untuk mendekatkan diri pada Yang Kuasa.

Tidak seperti kisah Nadia di atas, Sigar Bencah tampak masih padat malam itu. Lampu kendaraan dan jalan menyala terang, sehingga tak memberi kesan mistis secuil pun. Demi membuktikan rasa penasaran, aku menyuruh teman untuk memperlambat laju motor kami, sementara aku fokus untuk memperhatikan sekitar.

Di tengah perjalanan aku melihat seorang kakek-kakek sedang memarkirkan sepedanya di arah berlawanan. Ah, mungkin ia sedang beristirahat karena kondisi jalan yang cukup menanjak. Aku terus mencari-cari hal-hal aneh lainnya. Tapi, entah beruntung atau tidak, hanya itu kejadian menarik yang bisa ditemukan selama perjalanan. Sisanya adalah suara bising kendaraan yang melaju.

Kesaksian Petugas Pom Bensin

Aku dan kawanku memutuskan berhenti di salah satu pom bensin di ujung jalan Sigar Bencah. Pom bensin itu sudah sepi. Tak ada angin bertiup. Suasana hening. Kami beritikad mencoba mencari tahu kebenaran mitos-mitos yang selama ini selalu beredar di masyarakat. Mujur, kami bertemu salah seorang petugas.

Supandi (34) sudah tiga tahun menjadi petugas pom bensin di situ. Ia mengatakan belum pernah sekalipun mengalami kejadian mistis selama bertugas di sana. Namun ia juga tidak menampik bahwa Sigar Bencah memiliki cerita mistis.

“Belum pernah sih (mengalami kejadian mistis). Tapi kalo saya lagi jaga tengah malam, pernah beberapa kali orang berhenti di sini buat istirahat. Abis ‘digangguin’, katanya,” terang Supandi, “terakhir kali ada mbak-mbak yang berhenti di sini, waktu abis jalan dari sana (Bulusan). Katanya, dia melihat ular sebesar pohon sedang menyebrangi jalan Sigar bencah.”

Pada akhirnya, Supandi tidak banyak menceritakan kejadian mistis yang ada di Sigar Bencah, karena ia sendiri pun belum pernah mengalaminya secara langsung.

Jam 02.00 dini hari. Aku tak lagi kuasa menahan kantuk. Badanku tak bisa diajak berkompromi setelah seharian beraktivitas. Setelah berbincang sedikit dengan Supandi, aku dan kawanku memutuskan untuk kembali pulang. Di perjalanan aku menemukan sepeda yang dibawa oleh kakek tadi sedang terparkir. Aku berhenti sebentar sembari memperhatikan sekitar. Nihil, tidak kutemukan kakek tersebut.

Sesampainya kembali di kos, temanku menanyakan pendapatku tentang perjalanan malam ini. Aku jawab biasa saja, tak ada yang istimewa. Rasa penasaranku belum terjawab, mungkin hantu itu betul ada dan tinggal di tengah keramaian Kota Semarang. Atau, mungkin saja mereka cuma mitos.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *