Lekat

Good Morning Everyone: Berangkat dari Band SMA Menjadi Bintang Ibu kota

Share this:

Tahukah kalian kalau Semarang merupakan salah satu rumah bagi banyak musisi lokal? Hingar bingar kota metropolitan satu ini tampaknya menjadi bahan bakar semangat jiwa seni para mudanya. Teknologi yang mempermudah pengekspresian hasrat kreatif tak pelak mengantar pada kelahiran musisi-musisi lokal Semarang.

Good Morning Everyone adalah salah satunya. Band yang terdiri Ichsan (vokalis), Yuli (Gitaris), Daniel (Gitaris), Erwin (Keyboardist), dan Dani (Bass) ini terbentuk saat personilnya masih duduk di bangku SMA. Perjalanan panjang telah dilalui dan kini mereka menjadi salah satu band yang digandrungi anak muda dari seluruh penjuru Indonesia.

Namun, perjalanan dari band lokal hingga menjadi bintang kelas nasional seperti saat ini bukanlah perjalanan yang mudah. Berbagai rintangan harus mereka lalui terlebih dahulu. Yuk, simak selengkapnya kisah perjalanan hidup Good Morning Everyone.

Musik Sebagai Pilihan Hidup

Bagi Kanca Tembalang yang sempat merasakan salah satu masa kejayaan musik di Semarang pada tahun 2008 – 2010 mungkin menyadari bahwa musik Pop Punk menjadi salah satu primadona pada saat itu. Hal ini juga membawa pengaruh bagi teman-teman Good Morning Everyone. Band yang biasa dipanggil GME ini lahir ketika para personelnya masih duduk di bangku SMA (2008) yang saat itu menjadi masa keemasan musik Pop Punk. Tidak heran mereka memilih Pop Punk menjadi genre bagi band mereka.

Bagi GME, musik telah menjadi pilihan hidup mereka karena sedari tamat bangku SMA musik sudah menjadi passion bagi tiap personilnya. Meski sudah beberapa kali ada pergantian personil, nama Good Morning Everyone tetap dipilih jadi identitas mereka hingga saat ini.

Usaha tidak pernah mengkhianati hasil. Keseriusan mereka menggeluti dunia musik membawa mereka menjadi salah satu band pop punk  yang disukai anak muda di Kota Semarang. Hal tersebut membuat mereka semakin yakin pada pilihan hidup mereka di bidang musik. 

Langkah Awal Itu Bernama Self Titled

Melangkah dari panggilan konser demi konser, Good Morning Everyone memilih untuk merilis album pertamanya pada tahun 2014 yang bertajuk “Self Titled“. Menurut Yuli, gitaris GME, merilis album merupakan salah satu pijakan awal yang membantu mereka melangkah ke kancah yang lebih tinggi. Sebagai sebuah langkah besar, GME juga memutuskan untuk berpindah dari Semarang ke Bandung.

Kehidupan mereka di kota kembang ini merupakan suatu pengalaman yang luar biasa. Pasalnya, mereka benar-benar menggantungkan diri pada kemampuan bermusik mereka untuk bertahan hidup. Dari sinilah mereka perlahan mulai menjajaki genre pop yang melahirkan single “Move On” dalam versi akustik. Ternyata peralihan genre disambut dengan tingginya antusiasme pendengar. Respon positif semakin kencang terasa ketika mereka merilis single “Tunggu Aku” pada tahun 2017 dan membuat mereka semakin dikenal khalayak. 

Perjalanan Masih Panjang

Pada saat interview bersama Infotembalang, teman-teman GME  mengutarakan bahwa walaupun sudah sampai tingkat nasional dan memiliki banyak pendengar, bagi mereka perjalanan masih panjang. GME masih ingin merilis banyak karya baru, karena mereka yakin konsistensi dalam berkarya itu penting. Hal tersebut dibuktikan dari beberapa lagu baru yang diciptakan pada masa pandemi.

Di akhir sesi, teman-teman Good Morning Everyone berpesan untuk Kanca Tembalang yang ingin merintis band sendiri untuk selalu ingat pentingnya konsistensi dalam berkarya. Mereka turut memberi semangat agar Kanca Tembalang berani memulai berkarya! So, don’t be afarid. Just do it!

Sumber Foto: Dokumen Pribadi (Good Morning Everyone)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *