{"id":3497,"date":"2021-02-17T21:35:15","date_gmt":"2021-02-17T14:35:15","guid":{"rendered":"https:\/\/infotembalang.com\/?p=3497"},"modified":"2021-02-21T02:53:28","modified_gmt":"2021-02-20T19:53:28","slug":"secarik-puisi-hingga-korupsi-cokelat-saat-hari-valentine-kok-bisa","status":"publish","type":"post","link":"https:\/\/infotembalang.com\/2021\/02\/17\/secarik-puisi-hingga-korupsi-cokelat-saat-hari-valentine-kok-bisa\/","title":{"rendered":"Secarik Puisi Hingga Korupsi Cokelat Saat Hari Valentine, Kok Bisa?"},"content":{"rendered":"\n
Bagi sepasang kekasih, perayaan hari Valentine adalah salah satu momen spesial, di mana mereka saling mengutarakan kasih sayang lebih kepada pasangannya. Bukan hanya dengan pasangan saja, Valentine juga bisa dirayakan bersama keluarga atau teman. Biasanya Valentine identik dengan cokelat, bunga, hadiah, dan masih banyak lagi. Namun, pengalaman cerita Valentine tidak semuanya indah dan berjalan sesuai rencana lho. Ada juga beberapa pengalaman Valentine mulai dari yang lucu hingga menyedihkan.<\/p>\n\n\n\n
Kali ini tim Infotembalang berhasil mewawancarai beberapa narasumber yang memiliki beragam pengalaman Valentine, mulai dari yang bahagia sampai memalukan. Mari, lihat selengkapnya.<\/p>\n\n\n\n
Pengalaman bahagia pertama berasal dari Risma. Risma mengatakan bahwa ketika ingin merayakan Valentine bersama pacar, ia selalu mendiskusikan terlebih dahulu soal hadiah apa yang diinginkan.<\/p>\n\n\n\n
\u201cBiasanya aku kalau Valentine sama pacar selalu dirayakan, walaupun setiap hari adalah hari kasih sayang. Biasanya jauh hari sebelumnya sudah diskusi untuk kado Valentine. Jadi kebiasaanku kalau sama pasangan selalu request<\/em> kado, biar tahu apa yang diinginkan dan pasti berguna untuk pasangan. Malam Setelah tukar kado dan cokelat yang berisi kartu ucapan romantis kami biasa makan bersama.\u201d Kata Risma.<\/p>\n\n\n\n Berbeda dengan Risma, pengalaman dari Aya ini cenderung lucu karena ia pernah membeli cokelat hasil korupsi. Wah kok bisa ya? Haha<\/p>\n\n\n\n \u201cAku pernah beli cokelat yang edisi spesial Valentine gitu di supermarket. Lalu aku beli secara diam-diam tanpa sepengetahuan orang tua. Jujur kalau diingat ingat itu kenapa ya aku bisa bisanya beli cokelat yang dalam tanda kutip \u201ccokelat korupsi\u201d tanpa bilang ke orang tua kalau beli itu buat pacarku.<\/p>\n\n\n\n Aku juga ada cerita lain. Dulu waktu aku SD, aku pernah menyatakan perasaanku ke laki-laki yang aku suka, dengan cara kasih cokelat Valentine ke dia. Sekarang kalau inget, malu banget rasanya,\u201d ungkap Aya sambil tertawa ringan.<\/p>\n\n\n\n Pengalaman ketiga, datang dari Eci. Ia menduga kalau cokelat yang diberikan oleh babeh berasal dari diskonan atau hasil pemberian (buah tangan) dari rekan kerja pacarnya.<\/p>\n\n\n\n \u201cWaktu itu babeh aku bertanya melalui chat Whatsapp<\/em> \u201cCi mau cokelat nggak<\/em>?\u201d jelas aku bilang \u201cIya mau\u201d, lalu dibawakannya cokelat dari dia, tapi aku ragu rasanya seperti cokelat oleh-oleh dari temannya. Ya tapi tetap aku terima karena kebetulan aku memang suka cokelat\u201d kata Eci.<\/p>\n\n\n\n Berbeda dengan pendapat kaum perempuan saat diwawancarai perihal pengalaman mereka pada hari Valentine. Di sini tim Infotembalang juga mewawancarai beberapa narasumber laki-laki untuk tahu bagaimana pengalaman mereka saat Valentine.<\/p>\n\n\n\n Pengalaman Valentine pertama datang dari Bagas (nama disamarkan). Bagas memberikan setumpuk cokelat dan puisi untuk orang yang disukainya. Hingga memiliki pengalaman yang mellow <\/em>sehingga memutuskannya untuk resign<\/em> dari tempat kerja.<\/p>\n\n\n\n \u201cPernah suatu ketika, aku lagi cinlok (cinta lokasi) gitu di kerjaan sama seorang perempuan. Aku sama dia, ya, sudah ada di tahap pendekatan. Sayangnya, karena kami berbeda keyakinan, aku dan dia tidak bisa lanjut. ditambah lagi, waktu itu dia juga sedang didekati oleh temanku sendiri yang juga satu kerjaan dengan kami. Bedanya, jalan dia mulus untuk mendekati perempuan idamanku karena memiliki kepercayaan yang sama.” <\/p>\n\n\n\n “Karena aku mellow<\/em> banget waktu itu, aku akhirnya <\/em>memutuskan untuk resign<\/em> kerja. Selain alasan karena perempuan tadi, aku juga harus mempersiapkan untuk ujian SBMPTN (seleksi bersama masuk perguruan tinggi negeri). Sebagai tanda perpisahan, di hari Valentine, aku datang ke tempat kerjaku (posisi sudah resign<\/em> sejak akhir januari) untuk memberikan setumpuk cokelat dan buku puisi karya Alm. Pak Sapardi yang \u201cHujan Bulan Juni\u201d. Gokil, nyastra<\/em> maksimal.” <\/p>\n\n\n\n “Yah, cokelatnya mungkin dibagi ya dengan teman-temannya, namun untuk buku, aku harap bisa tahan lama dan abadi, setidaknya walaupun kami hanya sebentar, kami bisa ingat kapan kami bertemu pertama kali, tepatnya di bulan Juni (waktu hari pertama aku kerja). mengingatnya saja aku menjadi geli sendiri, tapi hal itu sangat berkesan untukku,\u201d ungkap Bagas.<\/p>\n\n\n\n Berbeda dengan Bagas, pengalaman kedua datang dari L (nama disamarkan juga). Ia sebenarnya tidak pernah merayakan Valentine. Akan tetapi ia menyebut Valentine sama halnya dengan hari yang menyenangkan. Hanya makan dengan budget<\/em> 20 ribu saja sudah cukup untuk membuatnya bahagia.<\/p>\n\n\n\n \u201cSoalnya aku tidak pernah merayakan hari tersebut. Lebih jelasnya seperti ini <\/em>kami sering menyebutnya hari menyenangkan dan bahkan itu bisa terjadi kapan saja. Karena kami berdua bukan tipe yang suka merayakan sesuatu yang berlebihan. Kami menganggap hari yang menyenangkan tersebut cukup dengan makan hal yang sederhana tetapi tetap kami sukai seperti makan nasi padang dengan lauk favorit, dan tidak perlu mahal-mahal dengan budget<\/em> 20 ribu saja sudah membuat kami merasa bahagia, selain itu kami berjalan ke suatu tempat yang tidak pernah direncanakan sebelumnya. Bahkan untuk pertemuan biasa yang tentu saja dapat menghapus rindu satu dengan lainnya. Sebenarnya pacaran kami kurang seru karena hanya bermodal nekat dan rindu,\u201d Kata L.<\/p>\n\n\n\n Berdasarkan hasil wawancara tersebut, kita tahu bahwa perayaan hari Valentine tidak harus dirayakan dengan cara yang mewah atau mungkin tidak perlu untuk dirayakan. Ada sebagian orang yang rutin merayakan Valentine sebagai ungkapan hari kasih sayang, namun ada yang beranggapan bahwa setiap hari adalah hari yang spesial. Jadi kembali ke masing-masing pasangan untuk memilih berbahagia dengan caranya sendiri. Lalu, bagaimana cara kamu bahagia dengan pasanganmu?<\/p>\n\n\n\n Selamat hari Valentine Kanca Tembalang!<\/p>\n\n\n\n <\/p>\n\n\n\n Sumber foto: Photo by taylor hernandez<\/a> on Unsplash<\/a><\/p>\n","protected":false},"excerpt":{"rendered":" Bagi sepasang kekasih, perayaan hari Valentine adalah salah satu momen spesial, di mana mereka saling mengutarakan kasih sayang lebih kepada pasangannya. Bukan hanya dengan pasangan saja, Valentine juga bisa dirayakan bersama keluarga atau teman. Biasanya Valentine identik dengan cokelat, bunga, hadiah, dan masih banyak lagi. Namun, pengalaman cerita Valentine tidak semuanya indah dan berjalan sesuai […]<\/p>\n","protected":false},"author":35,"featured_media":3498,"comment_status":"open","ping_status":"open","sticky":false,"template":"","format":"standard","meta":{"spay_email":"","jetpack_publicize_message":"","jetpack_is_tweetstorm":false},"categories":[6],"tags":[453,457,452],"jetpack_featured_media_url":"https:\/\/i0.wp.com\/infotembalang.com\/wp-content\/uploads\/2021\/02\/taylor-hernandez-NK-N6coeI5Y-unsplash-scaled.jpg?fit=2560%2C1707&ssl=1","jetpack_publicize_connections":[],"yoast_head":"\nAya – Cokelat Korupsi<\/h3>\n\n\n\n
Eci – Cokelat Diskon<\/h3>\n\n\n\n
Bagas – Cinta Pupus Karena Iman<\/h3>\n\n\n\n
L – Hari Menyenangkan<\/h3>\n\n\n\n