Spot

Eduwisata Desa Tirtomulyo Kembangkan Inovasi Belajar melalui Barcode Tani Ternak

Share this:

Meski situasi saat ini masih dilanda pandemi sehingga kegiatan belajar di lakukan secara daring, namun tidak menyurutkan semangat anak-anak Dusun Wonokambang, Desa Tirtomulyo, Kecamatan Plantungan, Kendal untuk tetap belajar mengenal tumbuhan dan binatang di sekitar secara langsung dengan tetap berpedoman pada protokol kesehatan pada 21 Februari 2021 lalu. Eduwisata sendiri merupakan perpaduan antara edukasi dan wisata yang bertujuan untuk mengembangkan keterampilan dan pengetahuan, sekaligus memberi wadah bagi anak-anak untuk berkreasi. Turut didampingi oleh tim KKN Tematik Universitas Diponegoro, pada kesempaatan kali ini diperkenalkan pula inovasi belajar dan wisata daring melalui program Bartander atau Barcode Tani Ternak.

Pukul 10.00 WIB, anak-anak tiba di halaman lokasi wisata disambut oleh Suryanti (34) dan Nur (19) selaku pemandu wisata, segenap tim Kelompok Sadar Wisata Gemilang Desa Tirtomulyo, dan tim KKN. Sebelum memasuki lokasi wisata, anak-anak diajak berdoa lantas cuci tangan terlebih dulu dan pembagian masker. Pemandu wisata mulai mengarahkan anak-anak untuk memasuki lokasi wisata yang pertama yaitu spot selfie, tidak lupa untuk mengabadikan momen di jembatan bambu berwarna-warni. Setelah itu, anak-anak diajak berkumpul di rumah pembibitan seluas 7×5 meter yang asri dan nyaman.  Dibimbing oleh pemandu wisata, mereka mengamati berbagai macam sayuran dan tanaman hias. Bersama tim kunjungan kelompok sadar wisata dan tim KKN, pemandu wisata mengarahkan anak-anak untuk melingkar di tengah rumah pembibitan kemudian belajar menanam bibit bawang merah. Dengan semangat, anak-anak mengisi polybag kecil hingga media tanam yang disediakan habis.

Pada kesempatan ini, anak-anak dikenalkan dengan inovasi belajar eduwisata secara daring. Inovasi tersebut selain guna memperkenalkan teknologi internet kepada anak-anak, juga menunjang daya tarik eduwisata itu sendiri sebagai wadah belajar sambil bermain. Pertama-tama, usai anak-anak mencuci tangan, mereka berkumpul di hadapan tanaman daun bawang yang telah diberi sebuah kertas berisi barcode. Kemudian pemandu wisata mempraktikkan bagaimana cara memindai barcode, hingga muncul sebuah laman website eduwisata yang bersi informasi berupa fun fact dan manfaat sehat dari daun bawang. Salah satu anak memberanikan diri maju untuk membacakan informasi tersebut dengan didampingi oleh pemandu wisata.

Usai dengan bercocok tanam, anak-anak dibagi menjadi dua kelompok. Masing-masing kelompok yang terdiri dari 5 anak diajak menuju peternakan ayam di sebelah rumah pembibitan. Sebelum masuk, pemandu wisata turut menjelaskan apa saja yang boleh dan tidak boleh dilakukan di dalam kandang. Anak-anak pun belajar mengenal ayam jenis Ayam Arab yang terdiri dari Ayam Arab Silver dan Ayam Arab Gold. Kemudian juga dikenalkan dengan anatomi tubuh ayam hingga diajak memberikan pakan. Sembari menunggu giliran, kelompok anak yang menunggu di rumah pembibitan mencoba mempraktikkan sendiri cara memindai barcode menggunakan smartphone. Mereka terkesan dengan keseruan belajarnya. Sebelum acara kunjungan berakhir, anak-anak dikumpulkan di rumah pembibitan dan diajak untuk recalling hasil belajar tumbuh-tumbuhan dan peternakan melalui mini kuis berhadiah jajan. Anak-anak tampak antusias dan percaya diri menjawab pertanyaan-pertanyaan dari pemandu wisata.

Para orang tua mengaku senang melihat anaknya belajar langsung dengan objeknya. “Sangat bagus programnya, mengajak anak semangat belajar juga daripada hanya bermain,” ungkap Bu Is selaku orang tua Farid. Hal serupa juga diungkapkan oleh Bu Suryanti selaku pemandu wisata dan orang tua Axcele. “Semoga bisa mengembangkan eduwisata ini untuk daya tarik desa. Untuk anak-anak juga belajar secara berkesinambungan tentang tumbuhan dan ayam. Di masa pandemi ini lebih mudah melalui scan barcode, dikembangkan lagi.” Sementara itu, Bu Giyarti selaku ketua kelompok sadar wisata sendiri berharap agar inovasi Bartander dapat menjadi daya tarik tersendiri untuk eduwisata.

Desa Eduwisata yang terbentuk di tahun 2019 ini merupakan proyek pengembangan desa bersama dengan BEM Fakultas Peternakan dan Pertanian (FPP) dan KKN Tematik Universitas Diponegoro. Pendampingan yang dilakukan meliputi pendampingan di aspek keorganisasian kelompok, peternakan dan pertanian, serta manajemen eduwisata. Mulanya, Desa Tirtomulyo ini didampingi oleh BEM FPP sebagai desa binaan. Melihat adanya kebutuhan luas lebih dari sekadar sektor peternakan, maka diadakan pendampingan lebih mendalam melalui KKN Tematik agar dapat melibatkan lebih banyak mahasiswa lain di lintas jurusan pula. Daud Samsudewa selaku Dosen Pendamping KKN Undip turut berharap inovasi Bartander dapat mengatasi kehausan masyarakat akan wisata sekaligus edukasi khususnya bidang peternakan dan pertanian. “Saya juga berharap peran Undip lebih optimum dalam melayani dan mendampingi masyarakat melalui ilmu pengetahuan dan teknologi yang dimiliki sekaligus memberdayakan masyarakat, bukan memperdaya masyarakat.”

Eduwisata Tirtomulyo sendiri menawarkan sektor pertanian, peternakan, serta kolam renang. Namun, dikarenakan sedang musim dingin dan penghujan sehingga kolam renang tidak dibuka untuk umum sementara waktu ini. Adapun berbagai paket yang ditawarkan yaitu Paket Seru(kunjungan ke sektor pertanian, peternakan, dan kolam renang) seharga Rp 10.000/anak, Paket Mantap (kunjungan ke sektor Peternakan dan Kolam Renang) seharga Rp 8.000/anak, Paket Asik (kunjungan ke sektor pertanian dan kolam renang seharga Rp 8.000/anak, dan Paket Istimewa (kunjungan ke sektor pertanian dan peternakan) seharga Rp 7.000/anak. Dengan paket-paket yang ditawarkan tersebut pengunjung akan mendapat pelayanan serta pengalaman baru dalam bercocok tanam dan berternak. Dengan demikian, Desa Eduwisata Tirtomulyo merupakan paket lengkap yang bersahabat sebagai wahana bermain dan belajar bagi anak-anak.

Penulis: Langgeng Irma Salugiasih

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *