Fitur

Lika-liku Make Up Artist Mengarungi Badai Pandemi

Share this:

Pandemi yang genap berusia satu tahun  terus saja menimbulkan banyak masalah yang sangat terasa bagi banyak orang. Kanca Tembalang mungkin sudah merasakan salah satu efek terbesar dari munculnya pandemi Covid-19, yaitu hilangnya berbagai acara besar yang biasa ada setiap tahunnya seperti wisuda ataupun akad nikah 

Berbicara tentang acara besar, satu pihak yang tidak bisa kita lupakan adalah para make up artist (MUA)  yang selalu setia menjaga penampilan kita tetap terlihat  oke. Keadaan pandemi yang mengekang segala jenis acara luring tentu sangat berimbas kepada pelaku MUA, bukan hanya karena kehilangan konsumen tapi juga risiko kesehatan.

Penurunan yang Drastis

Sampai saat ini konsumen utama dari make up artist adalah orang yang ingin mengadakan suatu acara dan butuh dirias . Larangan pengadaan acara luring tentu saja sangat berdampak bagi mereka. 

Deva, salah satu hairdo specialist di Semarang mengaku bahwa semenjak pandemi terjadi penurunan dari target yang telah ditentukan. Ini dikarenakan Deva telah menjadikan mahasiswa sebagai target konsumennya, namun apa pasal,  tidak ada lagi acara wisuda bagi mahasiswa sejak awal Maret 2020. Hal yang sama juga dirasakan Finta, owner dari Fins Make Up. Finta menyatakan bahwa pada awal pandemi penurunan bisa mencapai 85% dari pendapatan umumnya. Hal ini tidak lepas dari pembatalan berbagai acara serta pembatasan untuk bepergian luar kota. Fins Make Up yang sering mendapat konsumen dari berbagai kota di luar Semarang terpaksa membatalkan perjanjian pekerjaannya. Bahkan, ketika pandemi  Covid-19 pertama kali muncul pada bulan Maret 2020, Finta terpaksa membatalkan sampai 12 kontrak kerja acara akad nikah dan make up art

Sumber: Deva & Christin (Dokumentasi pribadi)

Risiko Tertular yang Cukup Tinggi

Virus SARS-CoV-2 kita ketahui menyebar melalui kontak fisik jarak dekat. Hal inilah yang menjadi salah satu kekhawatiran tersendiri bagi pelaku MUA, karena mereka harus sering bersentuhan langsung dengan berbagai macam orang. Bagi Finta kekhawatiran tersebut bukan karena ketakutan bahwa kemungkinan dirinya terpapar virus, namun orang-orang di sekitarnya, terutama orang tuanya sendiri. Hal ini menjadi sebuah tantangan tersendiri bagi pelaku MUA untuk bisa terus bekerja walau dengan risiko yang cukup tinggi bagi mereka ataupun orang-orang di sekitarnya.

Pentingnya Menjaga Kebersihan serta Kualitas

Bagaimanapun juga pandemi ini telah membawa banyak perubahan terhadap cara hidup dan bekerja, termasuk di dalam dunia MUA. Bagi Christin yang adalah seorang MUA di Semarang, menjaga kebersihan dari alat-alat make up kini menjadi aspek krusial. Setiap kali selesai satu sesi rias, semua alatnya akan langsung dibersihkan dan disimpan dengan rapi. Menurutnya pelanggan akan merasa tenang bila tau bahwa MUA yang dia sewa sangat menjaga kebersihan alat-alatnya. Bagi Finta, urusan kebersihan alat sudah ia terapkan sedari dulu sebelum adanya pandemi Covid-19. Satu-satunya pembeda adalah saat ini Finta selalu memakai sarung tangan saat merias untuk mengurangi kontak fisik langsung.

Terlepas dari berbagai tantangan dan dampak yang ditimbulkan pandemi, pelaku MUA sendiri mengaku bahwa pekerjaan ini tetap sangat menjanjikan dari segi finansial. Hal ini juga menjadi semangat bagi kita semua, bahwa bila kita mampu melalui badai pandemi maka percayalah akan ada hari indah di kemudian hari.

Sumber Foto: Finta (Fins Make Up)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *