Lekat

Imaken Undip: Bawa Rasa Nyaman yang Berbeda di Tanah Rantau

Share this:

Kekhawatiran dan ketakutan kerap dirasakan oleh mahasiswa ketika menginjak tanah rantau yang jauh dari tanah kelahirannya. Perasaan cemas kian memuncak apabila tak ada seorang kerabat pun yang dapat kita jadikan sebagai tempat pertolongan pertama di “tempat orang”. Beruntungnya permasalahan tersebut dapat dibantu dengan keberadaan Organisasi Daerah (Orda) yang dimiliki oleh hampir setiap perguruan tinggi.

Universitas Diponegoro termasuk salah satu perguruan tinggi yang memiliki orda yang beraneka ragam, sesuai dengan komposisi mahasiswanya yang berasal dari penjuru Indonesias. Salah satu diantaranya adalah Ikatan Mahasiswa Kendal (Imaken) Undip. Kali ini Infotembalang akan mengulik lebih jauh tentang orda satu ini. Yuk merapat, Kanca Tembalang!

Tak Harus Tanah Kelahiran, Tempat Tinggal Pun Jadi

Banyak orang mengira bahwa mereka yang tergabung dalam orda berarti mutlak dilahirkan di daerah tersebut. Padahal, tidak melulu seperti itu. Menurut Rafiando, ketua Imaken Cabang Undip, keanggotaan organisasi daerah tidak hanya ditentukan berdasar tanah kelahiran tetapi juga tempat tinggal mahasiswa perantau. “Aku sebenarnya bukan asli dari Kendal, cuman karena sekarang aku bertempat tinggal di Kendal, jadi aku masuk,” jelasnya.  

Jadi ada dua cara mahasiswa untuk bisa bergabung ke orda. Pertama, mahasiswa tersebut memang berasal dari daerah yang sama dengan organisasi daerah tersebut. Kedua, mereka bersekolah atau beraktivitas sebelumnya di daerah yang berbeda dengan tempat tinggal asalnya. Sehingga dapat disimpulkan apabila rumah mereka berada di Kendal itu otomatis masuk ke orda tersebut.

Awalnya Bernama Pergerakan Mahasiswa Undip

Rafiando pun mengaku menjadi bagian dari Imaken merupakan suatu kesempatan besar untuk mengabdi kepada rumah sendiri, berbagai untuk sesama, dan tentunya sarana mengembangkan diri. Dengan menjunjung tinggi rasa kekeluargaan tanpa mengurangi profesionalitas, Imaken Undip berhasil membangun sense of belonging antar anggota. Hal ini terbukti dari jumlah anggota Imaken yang banyak dan aktif.  

Terlihat dari banyaknya anggota Imaken Undip dalam satu angkatan terdapat kurang lebih 300 orang yang berasal dari Kendal. Sedangkan jumlah pengurus untuk tahun ini mencapai 68 pengurus dan masih aktif hingga saat ini. Usut punya usut, Imaken Undip dibentuk sekitar tahun 1990-an dengan nama pergerakan mahasiswa Undip. Bertahun-tahun kemudian, organisasi ini akhirnya resmi menjadi Imaken Undip pada tahun 2008. Sejauh ini, Imaken Undip belum memiliki sekretariat karena belum ada legalitas dari pemerintah Kendal.

“Jadi kalau kumpul kebanyakan memanfaatkan fasilitas publik seperti di taman atau di rumah salah satu pengurus,” ujar Rafiando yang juga akrab disapa Fian ini.

Terdiri dari Imaken Pusat dan Cabang

Orda ini terdiri dari Imaken Pusat dan Imaken Cabang. Imaken pusat merupakan wadah utama yang akan bergerak langsung ke masyarakat Kendal. Namun sebelum menuju pusat, para anggota dikumpul terlebih dahulu dari masing-masing perguruan tinggi yang kemudian disebut sebagai Imaken Cabang. Selanjutnya, bagi anggota yang ingin mendaftar menjadi pengurus pusat diperbolehkan untuk melakukan seleksi. Seleksi pengurus, biasanya dilakukan ketika anggota sudah satu tahun menjalani perkuliahan. Kemudian di tahun kedua akan dibuka pendaftaran pengurus pusat. Selebihnya, yang tidak mendaftar akan dijadikan sebagai pengurus Imaken Cabang di setiap perguruan tingginya.

Jadi, dapat dikatakan bahwa Imaken Pusat yang berbasis di Kendal ini terdiri dari perwakilan setiap cabang dan menjadi fasilitator bagi Imaken Cabang. Untuk cabang sendiri, tentunya tak hanya dari Undip saja tetapi juga ada Polines, UIN dan lain-lain. Sejauh ini Imaken cabang ada sekitar 15 cabang dan masih akan terus berkembang. Setiap cabangnya saling berkoordinasi dan menjadi mitra kerja satu sama lain.

Tantangan Pandemi

Sulitnya mengeksekusi program kerja (proker) selama pandemi turut dirasakan oleh Imaken Undip. Pasalnya semua proker offline harus dirubah menjadi online guna meminimalisir perkumpulan. Namun orda ini tetap melaksanakan beberapa proker offline seperti first gathering agar esensi prokernya terasa dengan mematuhi protokol kesehatan yang ada.

Sebagian besar proker Imaken Undip sudah berjalan karena dilaksanakan setiap bulan, adapun yang dilaksanakan hanya satu kali dalam satu kepengurusan. “Dalam waktu dekat ini kami akan ngadain malam keakraban. Alhamdulillah, dari Kendal sendiri masih bisa menyanggupi untuk acara offline tersebut tentunya dengan protokol kesehatan yang ada,” timpal mahasiswa jurusan Teknik Sipil ini.

Terkait dana untuk keberjalanan proker, Imaken Undip berinisiatif untuk melakukan iuran atau pun melalui keuntungan proker-proker terdahulu. Hal ini dikarenakan memang mereka belum menerima suntikan dana dari pemerintah Kendal.

Fokus Membangun Internal dan Eksternal

Keinginan Rafiando untuk meningkatkan kualitas internal organisasi terlihat dari paparan target di masa kepengurusannya. Dengan adanya peningkatan serta inovasi diharapkan dapat meningkatkan keaktifan internal. Selain itu, Rafiando juga ingin meningkatkan hubungan ke eksternal terutama dengan Imaken cabang lain. “Beruntungnya akhir-akhir ini semakin baik dengan adanya komunikasi atau pertemuan yang dilakukan dengan menghadiri acara Imaken pusat,” tambahnya.

Target terakhir tentunya ingin berdampak dan berguna untuk masyarakat sekitar, karena itu juga salah satu tujuan didirikannya Imaken Undip. Jadi secara tidak langsung kita bisa berguna untuk mahasiswa dan juga masyarakat sekitar.

“Awalnya memang terpaksa untuk bergabung, tetapi ketika sudah terjun langsung, kita merasakan rasa nyaman yang berbeda. Bagaimanapun juga kita akan kembali ke rumah kita. Entah itu di perantauan atau tidak, pasti akan kembali ke rumah, salah satunya di orda ini”

Rafiando, Ketua Imaken Cabang Undip 2020

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *