Tembalangan

Awal Mula Si Angkot Kuning Masuk Tembalang: Rp 50,- Sekali Jalan

Share this:

Kanca Tembalang tentu sudah tak asing lagi dengan pemandangan di Jalan Ngesrep, dekat patung Diponegoro. Ya, disana adalah tempat berkumpulnya angkutan kota (angkot) kuning sebagai salah satu transportasi umum di Tembalang. Kemunculan angkot kuning sudah ada sebelum tahun 90-an.

Terhitung sudah berpuluh tahun yang lalu angkot masuk dan mulai beroperasi di Tembalang. Sama seperti transportasi umum lainnya, angkot memiliki rutenya sendiri. Bedanya, jika bus memiliki halte sebagai pemberhentian, angkot dapat berhenti dimana saja untuk menaikkan atau menurunkan penumpang sepanjang rute yang dilewati.

Penasaran bagaimana dulu angkot yang dikenal dengan julukan “Si Kuning” ini bisa populer di Tembalang? Yuk simak penjelasannya berikut ini!

Kemunculan Angkot di Tembalang

Para supir berinisiatif untuk menyediakan jasa layanan transportasi bagi warga. Selain itu, juga sebagai penyambung nafkah bagi keluarganya. Maka dari itu, warna plat kendaraan saat itu masih berwarna hitam. Menandakan bahwa itu milik pribadi, belum dilirik sebagai sarana transportasi publik. Begitupun dengan jam kerja yang bersifat fleksibel sesuka empunya kendaraan.

Kala itu warga Tembalang masih jarang yang menggunakan kendaraan pribadi. Mereka lebih memilih jalan kaki atau naik transportasi umum. Oleh karena itu, angkot sangat diminati dengan alasan cepat dan murah, Tarif yang dipatok per orangnya pun terjangkau, tidak lebih dari Rp50,-.

Pada saat yang sama, Universitas Diponegoro (Undip) sedang dalam tahap pemindahan pusat studi dari Pleburan ke Tembalang. Baru ada tiga fakultas yang aktif menjalankan perkuliahan saat itu. Pembangunan Undip yang berakhir pada pemindahan pusat studi secara keseluruhan ini nyatanya menguntungkan para supir angkot. Pasalnya, jumlah warga Tembalang semakin bertambah dan hal itu membuat angkot semakin dibutuhkan keberadaannya.

“Waktu itu Undip baru ada tiga gedung di sini, ada (fakultas) Peternakan, Kelautan, sama MIPA (Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam). Jumlah mahasiswanya juga baru sedikit, paling cuma sekitar satu kelas tiap bidang studinya” ucap Paino yang merupakan salah satu supir angkot kuning.

Sepak Terjang Si Kuning

Sepak terjang angkot mulai menggeliat dengan adanya “kuningisasi”. Kuningisasi resmi berlaku sekitar tahun 1995 yang ditandai dengan bergantinya plat hitam menjadi plat kuning. Juga status yang sebelumnya pribadi berubah menjadi badan hukum yang resmi. Pemilihan warna kuning biru sebagai ikon angkot Tembalang ternyata tidak lepas dari trayek wilayahnya. Warna kuning biru melambangkan jika angkot tersebut adalah angkot yang beroperasi di area Tembalang.

Sebelum menggunakan jenis mobil yang saat ini digunakan, para supir angkot sempat menggunakan jenis mobil colt pabrikan Misubishi keluaran pertama. Mobil colt itu sekarang beralih fungsi sebagai pengangkut bahan-bahan material atau sampah.

Seiring berjalannya waktu, peminat angkot kuning kian menurun. Bukan tanpa sebab, angkot kuning mengalami beberapa masalah pelik yang harus dihadapi saat ini. Nah, setelah membaca artikel di atas, lalu bagaimana dengan kondisi terkini angkot kuning di Tembalang? Kanca Tembalang bisa cek berita selengkapnya di artikel berikut: Angkot Kuning Sahabat Mahasiswa Tembalang, Bagaimana Nasibnya Sekarang?

2 Replies to “Awal Mula Si Angkot Kuning Masuk Tembalang: Rp 50,- Sekali Jalan

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *