Fitur Tembalangan

Lapo dan Fungsi Sosial Budaya Perantau Batak

Share this:

Pernah nggak sih kalian mendengar tentang rumah makan Lapo? Ini adalah rumah makan yang berasal dari tanah Batak. Selain berfungsi menjual makanan khas Medan, Lapo sejatinya memiliki fungsi sosial dan budaya di masyarakat Batak. Di Tembalang sendiri, terdapat Lapo Sinar Medan. Tidak hanya Lapo Sinar Medan, terdapat Lapo lain seperti BPK Ginting, dan Lapo Tiara. Namun, dari semua Lapo yang ada di Tembalang, apa dan bagaimana sebetulnya Lapo itu? Yuk simak!

Lapo, Ciri Khas Masyarakat Batak

Lapo adalah rumah makan khas Medan, rumah makan ini menyediakan berbagai masakan khas masyarakat Batak. Seiring berkembangnya zaman, rumah makan Lapo dibawa keluar wilayah Medan. Dahulu, Lapo memiliki fungsi sosial bagi masyarakat Batak, biasanya mereka senang berkumpul dan bercengkrama disuatu tempat, yang saat ini disebut Lapo. Menurut Jenda pada wawancara dikanal Youtube Asumsi.id, makanan yang disajikan di Lapo mayoritas berbahan dasar daging. Khususnya B2 alias daging babi, dan ikan mas, tergantung kekhususan latar belakang Lapo.

Lapo Sinar Medan

Tidak hanya di Jakarta saja, di Tembalang juga terdapat Lapo Sinar Medan, loh. Tepatnya berada di Jl. Imam Suprapto, Bulusan, Tembalang. Teman-teman dapat dengan mudah menemukan rumah makan ini, karena warna Lapo yang merah menyala.

Dilansir dari kanal youtube asumsi.id, menurut Jenda, seorang selebgram keturunan Batak, Lapo Sinar Medan biasanya menyediakan mie goreng, daging goreng, dan macam-macam goreng-gorengan. “Masing-masing Lapo memiliki ke khas-annya, kalau Lapo Horas, itu milik Simalungun. Nah, kalau lagi pengen goreng-gorengan ya aku ke Sinar Medan, di sana ada mie goreng, ya yang goreng-gorenglah,” jelas Jenda

Sinar Medan memiliki menu andalan, yakni saksang dan rica-rica. Theo Steveen, seorang mahasiswa hukum Unika Soegijapranata, memiliki menu favoritnya di Lapo Sinar Medan Tembalang, yaitu saksang, ikan mas arsik, dan sop dengan daging panggang. Ia memberikan keterangan bahwa di Semarang masih banyak Lapo yang menjual daging B2 sebagai menu favorit.

Fungsi Interaksi Sosial dan Budaya Lapo Bagi Orang Batak

Menurut Historia.id, Lapo tidak hanya sekedar rumah makan tradisional Batak. Ia berdiri sebagai tempat untuk bersosialisasi orang Batak satu dengan yang lain.

Banyak aktifitas yang dilakukan di Lapo, dan kebanyakan dari mereka adalah laki-laki. Lapo berfungsi sebagai tempat mereka berkumpul dan berbagi cerita. Berjudi, bermain gitar, bernyanyi, atau sekedar melepas lelah adalah aktivitas yang biasa dilakukan orang-orang Batak yang datang ke Lapo.

Rumah makan ini umumnya juga menyediakan minuman tuak dengan kadar alkohol rendah. Orang Batak Toba dahulu menganggap tuak efektif menghangatkan tubuh. Dahulu Lapo memberikan minuman tuak secara gratis, namun semakin bertambahnya waktu tradisi tersebut tidak lagi dilakukan karena perubahan fungsi Lapo.

Di tanah perantauan, orang-orang Batak biasanya berkumpul untuk melepas rindu dengan daerah asal. Menurut laporan Asumsi.id dalam kanal youtubenya mengenai Batak di Jakarta, mereka melakukan aktifitas bersama seperti menyanyi, bermain kartu, atau bercengkrama mengenang kampung halaman.

Beralihnya Fungsi Lapo

Semakin berkembangnya zaman, Lapo mulai berubah menjadi tempat bisnis, yang sekarang orang kenal dengan rumah makan. Padahal, dahulu Lapo menjadi tempat sekedar nongkrong dan berbagi santapan secara gratis, namun karena melihat adanya peluang bisnis, kini Lapo menjadi rumah makan dengan tarif seperti rumah makan pada umunya.

Seperti kebanyakan Lapo yang dimodifikasi, Lapo yang berada di Tembalang kini hanya sekedar menjadi rumah makan, dan kehilangan fungsi sosial dan budaya. Theo Steven memilih makan di Lapo hanya karena ingin makan menu favorit di Lapo, bukan lagi untuk berkumpul dengan sesama orang Batak.

referensi:
https://historia.id/kultur/articles/lapo-tuak-restonya-orang-batak-vo1ON
https://www.youtube.com/watch?v=Us9kHf8WgZ4

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *