Lekat

Belajar Ikhlas dari Rusidhi, Petugas Kebersihan di Tembalang

Share this:

Jalanan Tembalang masih terlihat gelap dan sepi pada Minggu (26/7), usai sholat shubuh. Di kala orang-orang sibuk terlelap, ada sekelompok orang berseragam sedang sibuk menyapu di berbagai sudut jalan. Terdapat tulisan “Petugas Kebersihan” di punggung seragam tersebut. Salah satunya adalah Rusidhi (55). Ia memulai aktivitas ketika sebagian orang masih nyenyak di kasurnya masing-masing. Ditemani suasana sunyi menjelang fajar dan udara dingin yang menusuk kulit, ia berangkat menyusuri jalanan. Menempuh jarak dari Karang Gawang menuju Tembalang dengan ditemani sepeda motor dan tentunya sapu lidi, sahabat setianya mencari nafkah.

Meskipun sosok ini masih seringkali terabaikan, tapi jasanya membuat sepanjang jalanan Tembalang bersih dari sampah-sampah dan kotoran lainnya. Ia biasa bertugas mulai dari perempatan Gondang hingga Koramil Tembalang, baik dari sisi kiri ataupun kanan jalan. Tiap orangnya akan mendapatkan jatah 2.000 meter untuk area yang harus dibersihkan.

Para pekerja ini memulai pekerjaannya dari pukul 05.00 WIB yang kemudian dibagi menjadi dua sesi. Sesi pertama pukul 05.00 – 10.00 WIB dan selanjutnya pukul 10.30 – 14.00 WIB. Beda halnya pada akhir pekan yang hanya sampai pukul 11.00 WIB saja. Jadi, hanya ada dua jadwal menyapu jalan yang dilakukan dalam sehari. Kinerja mereka akan selalu dipantau oleh mandor yang berjaga sebanyak tiga kali setiap harinya.

Perjuangan Rusidhi Menafkahi Keluarganya

Rusidhi bersama istrinya menggeluti bidang pekerjaan yang sama, yakni menyapu jalan. Ia baru memutuskan bergabung pada tahun 2001, walaupun sang istri sudah terhitung sejak tahun 1997 bekerja sebagai penyapu jalan. “Dulu saya pertama kali gabung jadi petugas kebersihan di tahun 2001 dari bayaran Rp450.000,- sampai sekarang Rp2.500.000,-“ ujarnya saat ditemui.

Rusidhi mengaku upah sebesar itu tak cukup untuk membiayai kebutuhan sehari-hari keluarganya. Dulu, saat jadwal menyapunya tidak padat, ia sempat bekerja serabutan untuk mencari penghasilan tambahan. Namun, karena jadwalnya saat ini penuh dan ditambah usianya yang kian bertambah membuatnya tidak mengambil pekerjaan serabutan lainnya. Beruntungnya, salah satu anaknya sudah ada yang mampu membantu perekonomian keluarga dengan bekerja di bengkel dekat Kantor Kelurahan Tembalang.

Hal yang paling berkesan bagi pria 55 tahun ini ketika menjalankan tugasnya adalah kedermawanan orang-orang disekitarnya. Saat bertugas, ia seringkali mendapat bingkisan atau uang dari orang-orang. “Pernah waktu itu setelah sholat Jumat, banyak banget yang ngasih saya nasi. Akhirnya saya bagikan ke temen-temen di warung depan Koramil karena sudah kekenyangan”, katanya sambil menunjuk warung depan Koramil.

Meski begitu, bekerja sebagai petugas kebersihan tidak mudah baginya. Pernah suatu ketika ada warga yang membuang buntalan sampah saat ia sedang menyapu sehingga sempat terjadi cekcok diantara keduanya. “Ya namanya juga kerja. Mau kerja apapun gapapa asalkan halal. Harus ikhlas juga buat anak istri di rumah”, tutup Rusidhi.

Dari sosok Rusidhi, kita bisa belajar banyak makna kerja keras menghadapi berbagai tantangan yang singgah dalam kehidupan. Kita bisa meneladani sikap Rusidhi yang tak pernah lelah dan tak mau kalah dari keadaan yang dihadapinya. Sesulit apapun kondisi yang dihadapi, semangat juang Kanca Tembalang jangan sampai pudar, ya!

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *