melupakan
Fitur

Yang Ingin Kau Lupa Justru Semakin Nyata, Kenapa Ya?

Share this:

Judul diatas diambil dari lirik lagu Mengunci Ingatan milik Barasuara. Pernahkah Smartizen merasa sulit sekali menghilangkan memori dalam otak, contohnya menghilangkan bayang – bayang mantan kekasih dari ingatan? Semakin kita berusaha melupakannnya justru ingatan tersebut malah terus hadir. Kenapa ya kok bisa gitu? Tenang, berikut penjelasannya.

Setiap hari manusia mendapatkan informasi baru yang masuk ke dalam otaknya. Setiap informasi yang masuk akan diproses menjadi memori. Tidak semua memori yang masuk akan menetap di dalam otak.  Ada yang bertahan lama menjadi long-term memories dan ada juga yang hilang seketika yang biasa disebut dengan short-term memories. Keith Payne, seorang assistant professor of psychology in the College of Arts and Sciences University of North Carolina, mengatakan bahwa  memori yang masuk di dalam otak menjadi sangat membekas karena erat kaitannya dengan perasaan emosional yang dirasakan. Kenangan emosional yang buruk masuk dalam memori manusia dan menjadi memori yang paling sulit untuk ditinggalkan, tegasnya.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan Payne bersama koleganya di Elizabeth Corrigan University, mereka menemukan bahwa peristiwa emosional yang ringan sekalipun bahkan dapat membekas begitu dalam pada ingatan manusia. Peristiwa emosional ringan yang dimaksud seperti mendapat nilai buruk saat ujian atau mendapat komentar negatif dari guru, dan pengalaman kecil lainnya. Hal tersebut menjadi semakin sulit dikarenakan adanya isyarat visual yang turut mendukung memori tersebut. Isyarat visual merupakan gambaran kejadian saat mendapatkan pengalaman buruk tersebut, semisal pakaian warna apa yang digunakan saat itu, siapa saja partisipan dalam kejadian tersbut dan lain sebagainya. Isyarat visual kemudian menjadi clue pada memori manusia.

Berdamai dengan Memori

Manusia tidak dapat secara serta merta melupakan kejadian emosional begitu saja. Emosi yang ada pada diri manusia membuat kenangan yang ada menjadi sangat menonjol dan mudah diakses bagi pikiran. Memori menjadi semakin mudah diakses ketika ada sedikit clue yang menyentuh kenangan tersebut. Pada akhirnya ketika manusia mencoba sekuat tenaga untuk melupakan memori tersebut yang terjadi malah memori tersebut sering datang tanpa diundang. Tentunya hal ini menguras energi karena kita terus menerus berusaha menyisihkan pikiran yang datang. Lalu apakah memori tersebut akan menjadi bayangan yang tidak akan pernah hilang di dalam otak?

Jawabannya adalah jangan pernah berusaha untuk melupakannya. Semakin kita berusaha untuk melupakannya berarti otak akan bekerja lebih keras dengan clue memori yang kita buat sendiri. Semisal, kita berbicara dalam hati, udah jangan diinget lagi soal itu. Perkataan ini justru akan menyentil memori kita untuk me-reka ulang kejadian di dalam otak. Jadi, jangan pernah memaksa dirimu untuk melupakan memori tersebut. Ajaklah dirimu untuk berdamai dengan memori tersebut. Hal ini sebagai upaya untuk memisahkan antara sisi emosional dengan memori yang ada. Berdamai dengan memori tersebut bisa dimulai dengan menerima apa yang pernah terjadi dalam kehidupan kita. Dengan penerimaan tersebut kita bisa melihat hal positif yang dapat dijadikan kemajuan bagi diri kita sendiri kedepannya. Dan satu lagi, tidak ada proses penyembuhan yang instan, kita harus sabar dan percaya bahwa kita bisa bangkit dari memori yang menyesakkan.

Referensi :

https://www.sciencedaily.com/releases/2007/08/070815105026.htm

https://kumparan.com/lampu-edison/memori-dan-kemampuan-ingatan-otak-manusia-1rbbNpVz79B

Isabela Laras Anindyo
Seorang Mahasiswi Semester 6 Universitas Diponegoro

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *