Fitur

Ramadan di Perantauan: Aktif Berkegiatan Hilangkan Kesepian

Share this:

Memasuki Bulan Suci Ramadan, Nggak lupa dong dengan tradisi yang biasa kita lakukan baik bersama keluarga maupun sahabat. Mulai dari keseruan berbuka dengan masakan ibu, berbagi takjil, sampai keseruan dengan teman-teman untuk sekedar sahur atau ke masjid bersama. Namun, tidak semua bisa merasakan momen kehangatan Ramadan bersama keluarga dan teman dekat, salah satunya adalah mahasiswa rantau. Momen Ramadan jauh dari rumah, banyak membawa perubahan besar bagi para mahasiswa rantau. Kesulitan untuk beradaptasi di lingkungan baru, pasti akan terjadi terutama di momen penuh kebersamaan seperti Ramadan.

Eviana, seorang mahasiswi asal Magetan mengungkapkan perlu adaptasi saat menjalani Ramadan jauh dari kampung halaman, “Berat sekali di awal, namun lama-lama mulai terbiasa sih. Beda dengan di rumah suasana Ramadhan di sini kurang terasa dan ramai.” Selain Eviana, Dinda mahasiswi UNDIP asal Cirebon juga berpendapat perlunya adaptasi lagi menjalani ramadan tanpa keluarga, “Dulu sangat mengandalkan ibu saat penat dan tidak kuat puasa, sekarang mau mengeluh ke siapa?”, ungkap Dinda kepada Infotembalang. Tak hanya itu, Dinda juga menambahkan, “Sudah risiko jadi mahasiswa rantau memang harus siap menghadapi ramadan sendiri.” Senada dengan Dinda, Eviana juga merasakan hal yang sama, “Harus sendirian juga kalau ke masjid karena teman-teman pun memilih ibadah di kos masing-masing.”

Namun, tentunya momen Ramadan di perantauan mengajarkan pula banyak hal positif. Dinda berpendapat, ”Banyak hal positif yang bisa aku dapat, mulai dari kemandirian sampai kedewasaan dalam menghadapi berbagai masalah.” Selain menjadi lebih mandiri, mahasiswa UNDIP asal Malinau, Faza mengatakan “Setiap pengalaman, pasti punya hal baru yang dapat kita pelajari untuk kedepannya.” Faza yang sudah dua kali menjalani Bulan Ramadan di perantauan, memiliki kunci supaya tidak merasa kesepian, “Momen ramadan kali ini, bisa memotivasiku untuk lebih aktif dalam kegiatan kampus dibanding merasa kesepian.”

Terkadang tidak mudah melalui Bulan Ramadan di kota perantauan. Faza memiliki pesan untuk para samrtizen, khususnya yang sedang merantau di Bulan Ramadan ini: “Menghargai setiap waktu yang ada bersama orang di sekitar, jauh lebih bermanfaat daripada hanya bersedih dan merindukan rumah”.

Kalau smartizen, tahun ini menghabiskan Bulan Ramadan bareng siapa?


sumber foto: cekajah.com

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *