Asal usul Siwak
Sabtu, 28 September 2013find us on:headline:

Asal usul Siwak

   

 

 

    Menjaga kebersihan menjadi salah satu naluri manusia, begitu pula dengan kebersihan mulut. Kebersihan mulut telah dimulia semenjak berabad-abad lalu. Beraneka ragam peralatan sederhana dipergunakan untuk membersihkan mulut merekadari sisa-sisa makanan, mulai dari tusuk gigi, batang kayu, ranting pohon, kain, bulu burung, tulang hewan hingga duri landak. Diantara perelatan tradisional yang mereka gunakan dalam membersihkan mulut dan gigi adalah "kayu siwak" atau chewing stick

 

    Miswak/Siwak (Chewing Stick) telah digunakan oleh orang Babilonia semenjak 700 tahun yang lalu, yang mana kemudian digunakan pula di zaman kerajaan Yunani dan Romawi, oleh orang-orang Yahudi, Mesir dan masyarakat kerajaan Islam. Siwak memiliki nama-nama lain di seyiap komunitas, seperti misalnya di Timur Tengah disebut dengan miswak, siwak ayau arak, di Tanzania  disebut miswak, dan di Pakistan dan India disebut dengan datan atau miswak.

 

    Istilah siwak sendiri pada kenyataannya telah umum dipakai selama masa kenabian Nabi Muhammad SAW yang memulai misinya sekitar 543 M. Nabi Muhammad Shallallahu 'alaihi wa Sallam bersabda : "Seandainya tidak memberatkan ummatku niscaya akan kuperintahkan mereka untuk bersiwak setiap akan sholat (dalam riwayat lain: setiap akan berwudhu')." [HR.Bukhari]

 


   

    Penelitian yang dilakukan oleh Erwin dan lewis (1989) menyatakan bahwa pengguna siwak memilik relativitas yang rendah dijangkit kerusakan dan penyakit gigi meskipun mereka mengkonsumsi bahan makanan yang kaya akan karbohidrat. Al-lafi dan Abadneh (1995)melakukan penelitian terhadap kayu siwak dan melaporkan bahwa siwak mengandung mineral-mineral alami yang dapat membunuh dan menghambat pertumbuhan bakteri, mengikis plaque, mencegah gigi berlubang serta memelihara gusi. Siwak memiliki kandungan kimiawi yang bermanfaat, meliputi :

 

   Antibacterial Acids, seperti astringents, abrasive dan detergent yang berfungsi untuk membunuh bakteri, mencegah infeksi,menghentikan pendarahan pada gusi. Penggunaa kayu siwak yang segar pertama kali, akan terasa agak pedas dan sedikit membakar, karena terdapat kandungan serupa yang merupakan substansi antibacterial acid tersebut.

 

   kandungan kimiawi seperti Klorida, Pottasium, Sodium Bicarbonate, Fluorida, Silika, Sulfur, Vitamin C, Trimetilamin, Salvadorin, tannin dan beberapa mineral lainnya yang berfungsi membersihkan gigi, memutihkan dan menyehatkan gigi dan gusi. Bahan-bahan ini sering diekstrak sebagai bahan penyusun pasta gigi. Minyak aroma alami yang memiliki rasa dan bau yang segar, yang dapat menyegarkan mulut dan menghilangkan bau tidak sedap. Enzim yang mencegah pembentukan plak yang merupakan penyebab radang gusi dan penyebab utama tanggalnya gigi secara prematur.

 

    Anti decay Agent (Zat anti pembusukan) dan Antigermal System, yang bertindak seperti penicilin menurunkan jumlah bakteri di mulut dan mencegah terjadinya proses pembusukan. Siwak juga turut merangsang produksi saliva, dimana saliva sendiri merupakan organik mulut yang melindungidan membersihkan mulut. El-Mostehy dkk (1998) melaporkan bahwa tanaman siwak mengandung zat-zat antibakterial. Darout et al. (2000) Melaporkan bahwa antimikrobial dan efek pembersih pada miswak telah ditunjukkan oleh variasi kandungan kimiawiyang dapat terdeteksi pada ekstraknya.

 

    jadi jelas bahwa selain dianjurkan karena kesunahannya siwak juga mengandung berbagai macam zat yang baik untuk tubuh.